Oleh: Afrizal (Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram)
Desa Rato di Kecamatan Lambu Kabupaten Bima memiliki potensi besar dalam pengembangan ternak sapi. Potensi ini ditunjukkan melalui nilai rasio biaya pengembalian (Return Cost Ratio atau R/C) yang mengindikasikan kelayakan usaha.
Berdasarkan data terbaru hasil penelitian Afrizal (2023), nilai R/C yang lebih dari 1 dalam bisnis sapi Bali di Desa Rato menunjukkan bahwa usaha ini sangat menguntungkan.
Dalam analisis lebih mendalam, bisnis ternak sapi berskala kecil (1-5 ekor) memiliki rasio R/C sebesar 3,02. Sementara itu, untuk bisnis berskala menengah (6-10 ekor), rasio R/C yang diperoleh adalah 3,19. Angka-angka ini menunjukkan bahwa baik usaha ternak sapi berskala kecil maupun menengah dapat meraih keuntungan yang signifikan, karena nilai R/C yang lebih dari 1 menunjukkan bahwa pendapatan dari usaha lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Keberhasilan dalam usaha ternak sapi di Desa Rato ini tidak lepas dari dukungan masyarakat dan kondisi alam yang mendukung. Selain itu, praktik-praktik pemeliharaan yang baik, pemilihan bibit unggul, serta manajemen pakan yang efisien menjadi faktor penentu dalam meningkatkan produktivitas ternak.
Dengan adanya potensi demikian, pengembangan usaha ternak sapi di Desa Rato tidak hanya berkontribusi terhadap perekonomian lokal, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, untuk mengembangkan sektor ini lebih lanjut.
Dalam rangka mengoptimalkan potensi tersebut, penyuluhan dan pelatihan bagi peternak di desa ini juga sangat diperlukan agar mereka mampu menerapkan teknik-teknik modern dalam pengelolaan ternak. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan usaha ternak sapi di Desa Rato dapat berkembang dengan baik dan berkelanjutan, memberikan hasil yang maksimal bagi peternak dan masyarakat sekitar.
#Inovasi #UNWMataram # Faperta