Penulis: Irwan, M.Pd.I (Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Wathan Mataram)
Pendahuluan
Dalam upaya memperkuat pendidikan agama Islam, penelitian terbaru oleh Irwan, dkk (2024) mengangkat tema yang menarik: bagaimana tradisi lokal, khususnya tradisi Serakalan, dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran di lingkungan Mapak Dasan, Desa Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Penelitian ini menunjukkan bahwa kearifan lokal tidak hanya berfungsi sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai alat yang efektif untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan ajaran agama.
Integrasi Budaya dalam Pendidikan
Salah satu temuan utama dari penelitian ini adalah pentingnya mengaitkan pendidikan agama Islam dengan praktik budaya lokal. Dengan mengintegrasikan tradisi Serakalan, para siswa dapat merasakan kedekatan emosional dengan ajaran yang mereka pelajari. Hal ini membuat pendidikan agama menjadi lebih relevan dan kontekstual, sehingga siswa lebih mudah memahami dan menginternalisasi nilai-nilai yang diajarkan.
Keterlibatan Komunitas
Penelitian ini juga menyoroti peran penting keterlibatan komunitas dalam pendidikan. Kearifan lokal dapat menciptakan rasa memiliki di antara siswa, yang pada gilirannya meningkatkan motivasi dan partisipasi mereka dalam proses belajar. Ketika masyarakat terlibat aktif dalam pendidikan agama, siswa merasa lebih terhubung dengan lingkungan sosial dan budaya mereka.
Hasil Pendidikan yang Lebih Baik
Dengan menyelaraskan pendidikan agama Islam dengan tradisi lokal, hasil yang diharapkan adalah peningkatan pemahaman moral dan etika siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa ketika siswa belajar dalam konteks yang akrab dan relevan, mereka cenderung lebih baik dalam menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Metodologi Penelitian
Untuk mencapai temuan ini, Irwan dkk menggunakan pendekatan kualitatif. Mereka melakukan wawancara dan observasi untuk mendapatkan data tentang praktik pendidikan agama saat ini serta persepsi masyarakat terhadap integrasi kearifan lokal dalam pembelajaran.
Kesimpulan
Penelitian ini memberikan pandangan baru tentang bagaimana tradisi lokal dapat memperkaya pendidikan agama Islam. Kholidi dan Kohar mendorong para pendidik untuk mempertimbangkan kearifan lokal sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan agama. Dengan demikian, bukan hanya warisan budaya yang dilestarikan, tetapi juga ajaran Islam yang menjadi lebih hidup dan relevan bagi generasi muda saat ini.
Referensi
#Inspirasi #UNWMataram #FakultasAgamaIslam
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.