
Aisah Jamili
(Dosen Fakultas Pertanian Universitas Nahdlatul Wathan Mataram)
Pondok Pesantren Al Muwahidin yang terletak di Desa Lelede, Kecamatan Banyumulek, merupakan salah satu dari ribuan pondok pesantren (ponpes) yang tersebar di Nusa Tenggara Barat (NTB). Ponpes ini memiliki potensi signifikan yang dapat dioptimalkan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang saat ini dihadapi. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya pendidikan keterampilan hidup (lifeskill) bagi santri. Selain itu, keterbatasan dana juga menjadi kendala dalam pengelolaan pondok, termasuk dalam penyediaan sumber makanan sehari-hari bagi penghuni ponpes.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Program Kemitraan Masyarakat (PKM) merancang kegiatan yang bertujuan untuk mengajarkan santri keterampilan pemanfaatan limbah jerami padi yang melimpah. Melalui program ini, santri dilatih untuk memproduksi jamur merang yang siap dikomersialkan. Metode yang diterapkan oleh tim PKM mencakup penyuluhan, pelatihan, dan workshop pembuatan jamur merang dari limbah jerami padi, serta demplot budidaya agar santri dapat melihat langsung prosesnya.
Hasil dari pelaksanaan kegiatan PKM ini menunjukkan perubahan yang signifikan di Pondok Pesantren Al Muwahidin. Saat ini, telah didirikan kumbung jamur merang berukuran 5x7x9 meter, dan produksi pertama jamur merang telah mencapai 34,548 kg, yang menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 1.554.660. Para santri terlihat antusias dalam melaksanakan kegiatan ini dan berharap dapat mengelola budidaya jamur merang secara mandiri di masa depan.
Dengan adanya produksi jamur ini, berbagai permasalahan yang dihadapi pondok pesantren dapat teratasi. Pengelola ponpes kini memiliki sumber pendanaan tambahan untuk operasional pondok, sementara santri juga memperoleh keterampilan yang berguna serta asupan gizi yang lebih baik. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kemandirian ekonomi ponpes, tetapi juga menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan santri.
Referensi