Era globalisasi ditandai, salah satunya, oleh pergeseran perhatian generasi muda. Dahulu, mereka lebih banyak memperhatikan budaya, tradisi, dan nilai-nilai kebijaksanaan yang berkembang di daerah masing-masing. Namun, kini perhatian mereka mulai bergeser ke budaya asing, seperti budaya Korea atau negara lain yang nilai-nilainya berbeda dari ajaran yang diwariskan leluhur Nusantara.
Fenomena ini menunjukkan bahwa generasi muda berada di tengah perebutan pengaruh antara budaya global dan budaya lokal. Budaya global yang tersebar luas melalui media sosial terbukti lebih mampu menarik perhatian generasi muda dibandingkan budaya lokal, termasuk budaya Lombok. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelestarian budaya daerah agar tetap relevan dan diminati oleh generasi muda.
Untuk merespons kondisi tersebut, tim peneliti dari Universitas Nahdlatul Wathan Mataram berupaya menarik kembali perhatian generasi muda Lombok, terutama pelajar dan mahasiswa, agar mereka kembali memperhatikan salah satu warisan leluhur mereka, yaitu budaya Lombok. Upaya yang dilakukan adalah melibatkan mahasiswa dan pelajar di Pulau Lombok dalam kegiatan kampanye kearifan lokal yang akan dilaksanakan dari bulan Juni hingga Agustus 2025.
Kampanye ini diawali dengan kegiatan riset budaya, baik melalui studi literatur maupun wawancara dengan para praktisi budaya di berbagai desa di Lombok. Selanjutnya, diadakan diskusi atau bincang-bincang tentang budaya Sasak yang dipadukan dengan pelatihan teknik penulisan esai budaya. Berbagai kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan literasi budaya lokal sekaligus kemampuan menulis mahasiswa dan pelajar.
Dalam kegiatan bincang budaya, setiap peserta yang telah melakukan wawancara dan observasi didorong untuk berbagi cerita tentang budaya yang telah mereka amati. Setelah itu, para peserta diperkenalkan pada teknik menulis esai naratif dan argumentatif tentang budaya. Pengetahuan yang mereka peroleh dari kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas esai yang mereka hasilkan.
Melalui kegiatan ini, para mahasiswa yang terlibat tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang budaya Lombok, tetapi juga menjadi agen pelestari budaya lokal di tengah arus globalisasi. Selain meningkatkan kemampuan menulis, keterlibatan mereka diharapkan dapat membantu mempromosikan budaya secara kreatif kepada masyarakat luas melalui media digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *