“The core of writing is in the hearts and brains of the writers, not in their fingers.”
Marham Jupri Hadi, Pemerhati Literasi
Menulis adalah sebuah seni yang kompleks, yang melibatkan konversi rasa dan logika menjadi kata-kata, serta mengubah hayalan menjadi halaman yang dapat dibaca. Bagi banyak orang, menulis merupakan bentuk komunikasi yang penting untuk menyampaikan pesan atau ide. Namun, bagi para penulis pemula, proses ini sering kali tidak semudah yang dibayangkan. Banyak tantangan yang musti dihadapi, seperti kebingungan untuk memulai, kesulitan menemukan ide, dan perasaan kurang percaya diri. Dalam esai ini, kita akan membahas beberapa tantangan yang sering dihadapi penulis pemula dan strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala tersebut.
Salah satu tantangan paling umum yang dihadapi oleh penulis pemula adalah kebingungan untuk memulai. Ketika berhadapan dengan kertas kosong, rasa takut dan keraguan sering kali menghambat aliran kreativitas. Banyak yang bertanya-tanya, “Dari mana saya harus memulai?” atau “Apa yang harus saya tulis?” Untuk mengatasi masalah ini, strategi “free writing” dapat menjadi solusi yang efektif. Melalui teknik ini, penulis didorong untuk menulis tanpa henti dalam waktu tertentu, tanpa khawatir tentang tata bahasa atau struktur. Ini membantu merangsang ide-ide baru dan mengurangi rasa takut akan kesalahan.
Selain itu, perasaan bingung dan buntu juga sering muncul ketika penulis pemula berusaha menuangkan ide-ide mereka ke dalam kata-kata yang jelas. Rasa frustasi ini dapat membuat tulisan tak pernah selesai dan ide-ide terpaksa terabaikan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, teknik “question and answer strategies” dapat digunakan. Dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri tentang topik yang ingin ditulis, penulis dapat mengeksplorasi sudut pandang yang berbeda dan menemukan pendekatan yang lebih jelas untuk menyampaikan ide.
Tak jarang, penulis pemula juga mengalami kendala dalam memahami atau menyampaikan ide mereka dengan jelas. Di sinilah metode “photography writing” dapat berperan penting. Dengan menggunakan gambar atau foto sebagai inspirasi, penulis dapat merangsang imajinasi mereka dan menulis tentang apa yang mereka lihat atau rasakan. Ini tidak hanya membantu mengatasi kekeringan ide, tetapi juga memberikan perspektif baru dalam proses kreatif.
Berbicara tentang ketidakpercayaan diri, banyak penulis pemula merasa takut untuk membagikan tulisan mereka karena khawatir akan penilaian negatif. Dalam situasi ini, mendapat umpan balik dari orang lain menjadi sangat penting. Strategi “provided feedbacks” serta pendekatan seperti “proofread” dan “read to write” dapat membantu penulis meningkatkan keterampilan mereka. Dengan mendiskusikan tulisan mereka dengan orang lain dan mendapatkan masukan konstruktif, penulis dapat membangun rasa percaya diri dan memperbaiki kualitas tulisannya.
Penting juga untuk diingat bahwa menulis adalah proses yang memerlukan konsistensi. Beberapa penulis mungkin merasa terbebani oleh ekspektasi untuk menghasilkan karya yang sempurna, sehingga mereka terhenti dalam upaya mereka. Dalam hal ini, strategi “don’t stop! just keep writing” sangat berguna. Dengan menulis secara konsisten, bahkan hanya beberapa kalimat setiap harinya, penulis akan membangun kebiasaan yang akan membantu mereka menjadi lebih terampil dan percaya diri.
Kesimpulannya, tantangan yang dihadapi oleh penulis pemula memang banyak, mulai dari kebingungan dalam memulai hingga ketidakmampuan dalam mengkonversi ide ke dalam kata-kata. Namun, dengan menerapkan berbagai strategi seperti free writing, question and answer, serta menulis secara konsisten, penulis dapat mengatasi kendala tersebut. Yang terpenting, inti dari menulis terletak di hati dan pikiran penulis, dan bukan hanya di jari-jari mereka. Menulis adalah perjalanan yang memerlukan keberanian dan ketekunan, dan dengan ketekunan tersebut, setiap penulis dapat menemukan suaranya sendiri.