Sabtu, 7 September 2025, suasana di MA Raudlatut Thalibin NW Surabaya terlihat sangat hidup dengan kegiatan riset budaya yang melibatkan tim Peneliti Fundamental UNW Mataram bersama guru dan siswa. Kegiatan ini bertujuan untuk mendalami kearifan lokal Sasak melalui riset di Desa Surabaya.
Siswa dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing terdiri dari 13 anggota dan didampingi dua guru. Mereka menerima pengarahan mengenai pertanyaan wawancara yang akan diajukan kepada tokoh adat di beberapa dusun sekitar. Perjalanan riset membawa mereka ke Dusun Atas Tete, tempat mereka menemui tokoh yang memiliki peran penting dalam pengurusan jenazah, mulai dari memandikan hingga menguburkan.
Kelompok lain mewawancarai “Beliyan Nganak” atau Dukun Beranak yang merupakan sesepuh berusia lebih dari 70 tahun, serta seorang nenek “Pengantung” yang bertanggung jawab membuat bubus, sebuah warisan budaya yang dijaga dengan ketat. Setelah setengah hari, para guru dan siswa kembali ke madrasah untuk menuliskan hasil wawancara dengan bimbingan para guru. Meskipun beberapa siswa mengalami kesulitan merangkai kata, proses ini menjadi pengalaman belajar yang berharga.
Setelah melakukan riset lapangan, para siswa ditugaskan untuk menulis narasi atau menyusun informasi yang mereka peroleh melalui kegiatan riset tersebut. Selain itu, mereka juga membuat infografis dan cerita digital sebagai bentuk dokumentasi kreatif.
Guru pembimbing Abdul Quddus menyatakan antusiasme tinggi para siswa dalam mengeksplorasi budaya Sasak secara langsung. Guru Nasrullah menambahkan bahwa riset ini membuka peluang kolaborasi lintas mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Akidah Ahlak, Fiqih, dan olahraga, menjadikan pembelajaran lebih holistik.
Kegiatan riset budaya ini merupakan bagian dari Gerakan Literasi dan Kampanye Kearifan Lokal Lombok yang diluncurkan seminggu sebelumnya. Gerakan ini bertujuan memperkuat kecintaan dan pelestarian budaya lokal melalui pengalaman langsung sambil mengasah kemampuan riset dan kerja sama siswa. Lewat kegiatan ini, para siswa tidak hanya belajar tentang budaya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan dan kebersamaan sebagai bekal dalam menggapai masa depan.





