Weekend di Desa Jeruk Manis telah meninggalkan kesan yang mendalam bagi para peserta Workshop Jurnailisangrafi yang dilaksanakan selama dua hari, 27-28 Juli 2024. Ada kerinduan untuk kembali mengulang setiap moment dalam perjalanan menelusuri pesona alam dan daya tarik agrowisata yang ditawarkan oleh desa yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Rinjani.

Meskipun dihadapkan pada cuaca alam yang kurang mendukung dan fasilitas yang terbatas, para peserta workshop, tampak begitu antusias dengan setiap materi yang disampaikan oleh para narasumber yang merupakan pakar dibidangnya. Narasumber pertama, Nabiya, seorang Hijaber, influencer, female tour guide sekaligus sebagai content creator, sukses mendorong para peserta workshop untuk berani bekreasi membuat konten-konten kreatif tentang desa wisata Jeruk Manis.

Pemateri lainnya, Ramdhani, tidak kalah menariknya dengan materi jurnalistik dasar. Para peserta begitu interaktif meskipun suara hujan harus memaksa mereka untuk lebih fokus mendengarkan bagaimana tips and trick menjadi seorang wartawan. Materi yang disampaikan oleh narasumber tersebut mampu menginspirasi para peserta workshop untuk mulai menulis reportase tentang kegiatan wisata Pendidikan yang mereka ikuti selama dua hari. Ada juga yang akhirnya menulis tentang Atraksi wisata Desa Jeruk Manis.

Materi pamungkas dari acara workshop tersebut adalah fotography dan videography, yang disampaikan oleh seorang anak muda berbakat dan berpengalaman dalam pembuatan film dokumenter maupun film pendek bergenre sosial. Teknik dasar pembuatan video disampaikan dengan sederhana tetapi menarik sedangkan pada hari kedua para peserta didampingi untuk mengambil video selama fieldtrip yang berbentuk Nature and Agriculture Walking Tours.

Di hari pertama, para peserta workshop telah mendapatkan banyak asupan energi untuk berani berkarya membuat konten berupa poster dan narasi tentang desa wisata jeruk manis, serta video perjalanan promosi wisata. Di hari kedua, para peserta menjadi semakin antusias karena mereka mendapatkan kesempatan untuk melakukan eksplorasi untuk menyaksikan berbagai atraksi wisata (keindahan alam, keramahtamahan masyarakat, serta daya Tarik pertanian organic) yang ada di desa Jeruk Manis.

Meskipun hari kedua cuaca hujan, para peserta fieldtrip tetap antusias berjalan mengikuti seorang Local Tour Guide yang merupakan seorang guru. Bagi mereka, hujan bukanlah halangan untuk menikmati perjalanan menelusuri pematang sawah sepanjang terrace ricefield yang terhubung dengan air terjun Durian Indah. Gairah yang sama juga terpancar dari ekpsresi para tamu mancanegara yang berpapasan dengan peserta walking tour pada hari itu. Semua tampak excited dengan panorama alam yang mereka lihat  dan  interested dengan cerita-cerita unik mereka dengarkan dari pak Guru, yang juga merupakan ketua Pokdarwis desa Jeruk Manis.

 

Perjalananan yang berlangsung selama kurang lebih 2-3 jam memberikan kesempatan berharga untuk bisa memahami bahwa alam yang terjaga akan mampu menghadirkan pesona abadi. Mereka menjadi sadar bahwa berwisata di daerah pedesaan seperti Jeruk Manis dapat menghadirkan rasa santai. Hadirnya perasaan santai melalui walking tours seperti mengeluarkan toxin dari relung-relung hati yang telah tercemar. Pikiranpun menjadi semakin terasa bebas karena berinteraksi dengan alam mampu menjadi obat alami bagi jiwa-jiwa yang haus ketenangan.

Satu kesan dan kesimpulan penting yang bisa dipetik adalah workshop di desa wisata mampu membuka ruang untuk berwisata, belajar dan berbagi, tiga kebutuhan vital untuk masyarakat digital yang sudah mulai terjebak oleh gadgets, serta kurang bergerak secara fisik dan kurang peka terhadap lingkungan. Sepertinya Desa Wisata Jeruk Manis telah ditakdirkan Tuhan untuk mewadahi berbagai aktivitas wisata Pendidikan, seperti workshop Jurnalissaingrafi, sebagai wahana Traveling, Learning dan Sharing. Semoga terulang kembali.

Penulis: Marham Jupri Hadi, Pemerhati Wisata Pendidikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *