
Dr. Abyadul Fitriyah, MP
(Dosen Fakultas Peternakan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram).
Desa Batu Kuta di Lombok Barat, sebuah daerah yang kaya akan potensi pertanian, kini mulai menggandeng teknologi ramah lingkungan untuk meningkatkan hasil pertanian mereka. Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah pemanfaatan bio-slurry, hasil sampingan dari proses biogas yang berasal dari kotoran sapi, sebagai pupuk organik. Inisiatif ini bertujuan untuk mengintroduksikan pupuk organik dengan kandungan nutrisi tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan hara makro dan mikro bagi pertumbuhan tanaman. Dengan demikian, petani peternak di desa ini dapat meminimalisir pengeluaran untuk pembelian pupuk kimia yang seringkali memberi dampak negatif terhadap lingkungan.
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, dilakukan pengujian kandungan unsur hara makro dan mikro yang terdapat pada bio-slurry dalam bentuk padat dan cair. Tahap kedua melibatkan penentuan kandungan unsur hara tertinggi di antara keduanya. Sampel bio-slurry yang diuji, baik dalam wujud padat maupun cair, dianalisis di Laboratorium Pengujian BPTP NTB serta Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Mataram.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan unsur hara makro dalam bio-slurry padat mencapai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan bio-slurry cair. Khususnya, nilai N-Total pada bio-slurry padat adalah 0,54% dan pada bio-slurry cair adalah 0,17%. Selain itu, kandungan P2O5 dalam bio-slurry padat dan cair masing-masing adalah 0,74% dan 0,05%, K2O di angka 0,96% dan 1,09%, sedangkan untuk Ca Total, didapatkan hasil 0,15% pada bio-slurry padat dan 0,009% pada bio-slurry cair. Kandungan Mg Total juga menunjukkan perbedaan yang signifikan, yaitu 0,57% pada bentuk padat dan 0,01% padat cair.
Mengenai unsur hara mikro, bio-slurry padat memiliki kadar yang lebih tinggi, seperti Na Total 0,18% berbanding 0,08% pada bio-slurry cair dan Fe Total yang masing-masing sebesar 0,49% dan 0,009%. Nilai-nilai ini menunjukkan potensi bio-slurry padat sebagai pupuk organik yang lebih efektif untuk menyuplai kebutuhan nutrisi tanaman.
Khasiat pupuk organik yang berasal dari bio-slurry ini, dapat dioptimalkan dalam budidaya tanaman seperti jagung dan kedelai di Desa Batu Kuta. Dengan pemanfaatan yang tepat, petani di desa ini dapat memperbaiki kualitas tanah dan produktivitas hasil pertanian mereka, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Sebagai penutup, hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik dari bio-slurry sangat menjanjikan. Namun, untuk memaksimalkan potensi tersebut, sangat penting bagi masyarakat Desa Batu Kuta untuk menerima pendampingan dalam memulai usaha atau bisnis pupuk organik ini. Dengan dukungan yang tepat, diharapkan mereka dapat mengimplementasikan teknologi ramah lingkungan ini dengan sukses, membawa manfaat ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan