Wisata Pendidikan merupakan salah satu alternatif kegiatan berwisata yang ditawarkan kepada individu yang tertarik untuk mempelajari sejarah, budaya, ataupun untuk meningkatkan keterampilanny di destinasi wisata. Konsep wisata pendidikan telah banyak dikembangkan di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.

Wisata Pendidikan (WIKAN) berpotensi untuk membentuk watak para wisatawan terutama pelajar maupun mahasiswa untuk menjadi individu yang lebih berwawasan peduli dengan lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial. Bahkan, kegiatan wisata pendidikan diproyeksi mampu untuk melestarikan lingkungan dan mempertahankan kearifan lokal yang ada di destinasi wisata.

Dengan berbagai potensi tersebut, maka Wisata Pendidikan bisa diintegrasikan dalam kurikulum baik sekolah maupun perguruan tinggi. Integrasi tersebut bisa dipadukan dalam bentuk kegiatan 3B yakni Berwisata, Belajar dan Berbagi. Konsep 3B telah dikembangkan oleh Beruga’ Alam sejak tahun 2015 dan pertama kali dipublikasikan di tahun 2019 melalui jurnal ilmiah.

Konsep Wisata Pendidikan dengan prinsip 3B bisa diadaptasi dalam proses pembelajaran yang selanjutnya bisa disebut dengan istilah Pembelajaran Berbasis Wisata Pendidikan. Upaya untuk mengenalkan konsep ini telah dilakukan melalui beberapa kegiatan, misalnya Workshop Implementasi Pembelajaran Berbasis Wisata Pendidikan di SMK Al-Majidiyah NW Kesik, Kabupaten Lombok Timur. Kegiatan Workshop tersebut melibatkan Guru, Mahasiswa dan Siswa. Pelaksanaannya merupakan wujud dari kemitraan antara Universitas Nahdlatul Wathan Mataram dengan SMK Al-Majidiyah NW Kesik yang didukung oleh Direktorat Jenderal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Workshop yang dibuka oleh pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Al-Majidiyah NW Kesik mendapatkan sambutan yang hangat dari ketua Yayasan, dan para peserta. Ketua Yasasan berharap bahwa Integrasi WIKAN dan pembelajaran di SMK bisa memperluar ruang berpikir dan menjadi inovasi dari pembelajaran di SMK Al-Majidiyah NW Kesik. Adapun ketua program keahlian Multimedia SMK tersebut berpandangan bahwa pembelajaran berbasis wisata pendidikan bisa menjadi jalan untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar multimedia. Model pembelajaran tersebut bisa mendorong kreativitas dan semangat belajar mereka.

 

Guru lainnya yang mengajar mata pelajaran Sejarah mengungkapkan kesan positif dengan integrasi Wisata Pendidikan di dalam pembelajaran di SMK. Diapun menambahkan bahwa para guru di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) memberikan sambutan positif terhadap inovasi pembelajaran tersebut. Hal itu terungkap ketika dia menceritkan konsep WIKAN dalam rapat MGMP di tingkat kabupaten.

Untuk menindaklanjuti kegiatan Workshop tersebut, maka akan dilaksanakan beberapa program lanjutan berupa Focus Group Discussion untuk penyusuan proyek pembelajaran berbasis WIKAN, pelaksanaan projek pembelajaran WIKAN, evaluasi dan refleksi kegiatan pembelajaran berbasis WIKAN. Kegiatan tersebut rencananya akan berlangsung selama kurang lebih tiga (3) bulan, dimulai dari bulan Agustus sampai Oktober 2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *